Teori Perkembangan Piaget (Cognitive Stage Theory)

https://i0.wp.com/blog.univ-angers.fr/psychoblog/files/2013/11/IMAGE15.jpg

Jean Piaget, merupakan salah satu ilmuan psikologi yang memiliki pengaruh besar dalam dunia psikologi, terutama di bidang kognitif. Ia berangkat dari Biologi, dengan meneliti moluska. Kemudian, bersama dengan Thodore Simon, seorang pioner di bidang tes intelegent, ia melakukan standardisasi test. Ia tepukau dengan jawaban-jawaban unik anak-anak beserta alasan yang dikemukakan mereka. sehingga kemudian ia menggeluti ilmu psikologi.


Orientasi umum teori


Salah satu teorinya yang terkenal adalah cognitive stage theory, yang menjadi basis dalam intervensi perkembangan kognitif anak serta teori-teori perkembangan kognitif lainnya.

"As the Knower changes, so does the Known."

Genetic Epistemology


    Diambil berdasarkan kata genesis yang berarti kemunculan, dan epistemology yang merupakan cabang dari filsafat berupa metode dalam mendapatkan pengetahuan. Piaget sendiri berpendapat bahwa Pengetahuan itu merupakan sebuah proses bukan merupakan sebuah kondisi. oleh karena itu, Genetic Epistemology dapat diartikan sebagai Proses kemunculan dari pengetahuan, dimana pengetahuan itu sendiri dijelaskan sebagai sebuah proses. Oleh karena itu, Piaget sangat mementingkan proses.

Pendekatan Biologis


    Dikarenakan Piaget berangkat dari Biologi, ia juga menggunakan pendekatan-pendekatan khas Biologi dalam teori yang ia buat. Salah satu contohnya adalah, asimilasi, akomondasi, equilibrium, dan adaptasi. 
 "Once one knows, One knows forever and ever.

Pendekatan Struktural


    Piaget menggunakan istilah Scheme (skema), yakni sebuah pola perilaku yang terorganisir, yang merefleksikan cara khusus dalam berinteraksi dengan lingkungan. Berdasarkan Piaget, Skema adalah aksi apapun yang dapat dilakukan berulang dan digeneralisir. Ada dua hal yang perlu ditekankan, yakni. Pertama, seorang anak secara aktif membuat skema. Kedua, pentingnya seseorang untuk merasa "butuh" saat ia mendapatkan skema baru.

Pendekatan Tahapan


    Tahapan yang dimaksud oleh Piaget adalah, periode waktu dimana pikiran dan perilaku anak di dalam situasi yang berbeda cenderung merefleksikan tipe struktur mental khusus. terdapat 5 karakteristik utama.

  1. Sebuah tahapan ialah keseluruhan struktur di dalam kondisi equilibrium.
  2. Setiap tahapan beasal dari tahapan sebelumnya, bergabung dan mengubah tahapan tersebut, dan menyiapkan tahapan selanjutnya.
  3. Setiap tahapan mengikuti urutan yang tetap.
  4. Tahapan berlaku secara universal.
  5. Setiap tahapan mencakup coming-into-being dan being.


Pendekatan Metodologis


    Metode yang digunakan oleh Piaget diantaranya adalah; metode klinis, yakni berupa interaksi verbal berantai antara peneliti dan anak yang kemudian ditambah dengan manipulasi obyek oleh peneliti maupun anak.


Tahapan Perkembangan


Disini, kita akan membahas bagaimana Piaget menjelaskan tahapan-tahapan perkembangan kognitif dari seorang anak. Dimana, setiap tahapan dipengaruhi tahapan sebelumnya dan juga mempengaruhi tahapan selanjutnya.


1. Sensorimotor Operation (0-2 tahun)


    Tahapan dimana bayi mengenali dunia disekitarnya. Dengan menggunakan refleks bawaan, bayi berusaha berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya sehingga membuat skema-skema baru. beberapa ciri khas dari tahapan ini adalah,

  • Bayi secara aktif mempelajari suatu objek dan hubungan antar obyek.
  •  Struktur kognitif menjadi lebih terorganisir seiring dengan bertambahnya interaksi bayi dengan obyek dan bagaimana bayi mengaplikasikan skema-skema baru terhadap obyek.
  • Secara perlahan, tindakan bayi memiliki tujuan tertentu.
  • Bayi mulai membedakan dirinya dari lingkungan sekitar.

2. Preoperational (2-7 tahun)


    Tahapan preoperational ditandai dengan adanya penggunaan simbol sebagai pengganti obyek dan kejadian. Simbol-simbol tersebut juga mulai terstruktur dan terorganisir. ciri khas dari tahapan ini ditandai oleh,

  • Adanya Egosentrisme, Anak belum dapat melihat dari sudut pandang orang lain dalam interaksi dengan lingkungan sekitar.
  • Adanya Kekakuan-dalam-Pikiran, Anak tidak dapat memahami konsep fleksibilitas dan dinamis dari suatu obyek.
  • Penalaran semi-logis, penalaran masih terbatas pada hal-hal sederhana seperti, jika A maka B.
  • Kognisi Sosial yang terbatas, Anak masih memandang baik maupun buruk berdasarkan penilaian  eksternal.

3. Concrete Operational (7-11 tahun)


    Pada tahapan ini ditandati dengan Anak mulai dapat melakukan penalaran berbasis Logikomatematis terhadap lingkungan sekitar. Berdasarakan kesimpulan dari Piaget, tahapan ini ditandai dengan,  kemampuan anak untuk berpindah dari memahami dunia lewat aksi dari skema, menjadi berdasarkan representasi, yang berdasarkan internalisasi dan operasi yang terorganisir. Serta, pikiran menjadi lebih terbuka dibanding terpusat, dinamis dibanding statis, dan dapat berubah-ubah dibanding tetap.

4. Formal Operational (11-15 tahun)


    Tahapan ini dikenal dengan adanya pola penalaran saintifik metodologis. Anak dapat melakukan penalaran abstrak, perumusan hipotesis, pengujian hipotesis, serta penarikan kesimpulan berdasarkan penalaran deduktif maupun induktif.



Mekanisme Perkembangan


Piaget mengetahui bahwa penting untuk menjelaskan bagaimana cara seorang anak berkembang dalam tiap-tiap tahapan tersebut. Piaget yang mengedepankan pendekatan struktural, juga menjelaskan proses bagaimana sebuah struktur baru terbentuk. Mekanisme terjadinya perkembangan dijelaskan oleh Piaget sebagai berikut,



Penjelasan,


Equilibrium = kondisi stabil dimana semua hal tidak saling berkonflik
Asimilasi = Proses dimana seseorang menyesuaikan realita baru ke skema yang ada
Akomondasi = Proses dimana seseorang menyesuaikan skema terhadap permintaan realita

    Adanya informasi baru yang bertentangan dengan skema yang ada menimbulkan konflik kognitif, yang kemudian menimbulkan kondisi tidak equilibrium. Untuk mengatasi kondisi yang tidak equilibrium tersebut, maka dilakukannya adaptasi, dengan cara melakukan asimilasi dan atau akomondasi terhadap skema yang ada hingga terbentuk skema baru. Dengan adanya skema baru, maka informasi baru tersebut tidak lagi bertentangan, sehingga terciptanya kondisi equilibrium.

Selain itu, Piaget memberikan formula dalam perkembangan,

"Perkembangan = Maturasi fisik + Pengalaman dengan lingkungan fisik + Pengalaman sosial + Equilibrium"

Penerapan teori


Teori Piaget di gunakan oleh para Pendidik sebagai instruksi kesiapan kognisi anak. Selain itu, penekanan Piaget terhadap struktur tahapannya, dapat memberikan arahan tahapan-tahapan perkembangan yang dapat dilalui. Selain itu, para pendidik dapat memberikan dukungan yang sesuai pada tahapan perkembangan anak.

Selain Piaget dengan Cognitive Stage Theory, ada tokoh-tokoh Psikologi lain dengan teori khasnya. Tunggu di Postingan selanjutnya ya...  UwU.

(Sumber: Miller, Patricia H. (2011) Theories of developmental psychology 5th Edition, New York : Worth Publishers.)









Post a Comment

Lebih baru Lebih lama