Keluh Kesah dalam Penulisan sebuah Cerita bagi Pemula


Sebelum memulai, mungkin beberapa dari kalian sudah satu siapa saya. Pokoknya tidak perlu disebutkan, saya di sini bukan meminta kalian sebagai pembaca untuk menggunakan tulisan ini sebagai rujukan, tapi saya berharap dengan tulisan saya ini dapat meringankan beban-beban kalian yang mungkin berkeinginan untuk memulai atau mungkin sudah memulai tapi berhenti di tengah jalan. 



Pertama-tama, apa sih yang membuat kita ragu untuk menulis sebuah cerita? Takut dibaca? Takut dihina-hina hingga kita patah semangat? Takut ceritanya kurang bagus? Takut banyak bikin plot-hole dan sebagainya?

Tenang, saya sendiri pernah mengalami itu kok. Terutama ketika cerita yang dibuat beres lalu dibaca oleh orang lain, suasana tiba-tiba terasa hening, isi kepala sudah membayangkan kalimat buruk apa yang terlontar pertama kali dari pembaca kita, apalagi kalau si pembaca adalah seorang penulis juga yang pengalamannya lebih tinggi dari kita (termasuk saya sendiri ketika menulis ini).

Ingat, tarik nafas, minum dulu, tenang. Cerita sedikit tentang pengalaman saya ketika menulis Web-novel pertama saya (yang judulnya tidak usah disebutkan), kritikan pertama yang saya dapat adalah soal sususan paragraf. Jangankan disampaikannya halus, waktu itu saya langsung dihantam  "Ini tuh tulisannya terlalu rapet"; "Ini tuh susah kalau dibaca"; "Kalau begini yang baca juga males".

Oke.. Pas waktu itu keinginan untuk menulis langsung jadi bubuk. Saya tahu kesalahan saya, dan saya sendiri kadang mempermasalahkan cara orang-orang menyampaikan kritik. Memang, kesalahan tersebut berupa hal yang gawat, tapi ingat lagi, ketika kritik pedas langsung dihantamkan ke seorang pemula, itu bisa membuat penulis tersebut hilang niat.

Kita di sini tidak bisa menyamakan mental semua orang kan? Lagipula ada yang sekedar ingin mencoba, ada yang ingin memulai tapi tidak tahu harus bagaimana, ada yang punya ketakutan ceritanya dihujat. Tapi ingat, bukan berarti saya menyalahkan kritikus loh, sebab posisi kita juga salah.

Untuk sedikit meringkankan beban kalian, saya ambil kutipan dari sebuah buku karya Nihwan Sumuranje yang berjudul "Saya Menulis maka Saya Ada"  (2016). Pada buku tersebut, dikatakan bahwa
Selera tidak bisa diperdebatkan. Seperti makanan, ada penggemarnya masing-masing.

Ingat, jangan gunakan kutipan ini sebagai tameng ketika menerima sebuah kritik, ini hanya untuk meringankan beban yang dimiliki sebagai pemula.

Ketika cerita yang kita buat dihantam komentar seperti "Ceritanya gak asik"; "Ini terlalu mendukung pergaulan bebas!". Ada hal lain yang harus dipikirkan sebelum merombak isi cerita yang kita buat, supaya cerita yang kita buat masih seperti apa yang kita inginkan.
Yaitu, apakah si pembaca memiliki selera yang sesuai dengan cerita yang kita buat?

Cerita sedikit pengalaman lagi, saya tahu kalau tidak semua orang suka fantasi, tidak semua orang suka sebuah cerita romansa yang tidak ada konflik sama sekali, tidak semua orang suka ketika pacar si tokoh direbut oleh orang lain. Maka dari itu, saya lebih memilih membuat cerita yang sesuai dengan target pembaca.

Apabila saya menulis romansa anak sekolah, maka saya akan berikan itu kepada orang yang suka dengan cerita seperti itu. Begitu juga kalau menulis tentang fantasi, maka berikan cerita tersebut kepada orang yang suka fantasi.

Perlu digarisbawahi, hal ini bukan bertujuan untuk menghindari kritik, tapi memberikan sesuatu yang tepat sasaran. Meski pembaca suka tema sepeti yang ditulis pun, hal tersebut tidak menjamin bahwa hal yang ditulis tidak akan terkena kritik. 

Apabila cerita yang kalian tulis bisa memecahkan 'hukum' ini, itu berarti cerita yang kalian buat adalah cerita yang bagus, sebuah karya yang membuat orang mana pun menjadi suka.



Kita lanjut ke permasalahan berikutnya, cerita yang bagus itu seperti apa?
Cerita yang tidak memiliki plot hole? Bukan, cerita yang konfliknya dahsyat? Bukan, cerita yang plotnya rumit? Bukan. Lalu cerita yang seperti apa?

Bila dijelaskan lewat kata-kata mungkin sedikit rumit, tapi yang jelas adalah.. Ketika tulisan yang dibuat dapat membawa pembaca ke dunia yang ditulis, dan memberikan sebuah pengaruh melalui pesan tersirat maupun tersurat. Menurut saya sendiri tulisan tersebut sudah menjadi tulisan yang bagus.

Sebuah tulisan yang menarik dan dapat mempengaruhi pembaca, entah itu pemikiran, pandangan, emosi. Bukan lah hal yang mengherankan ketika pembaca tertawa terbahak-bahak, tersedu-sedu, hingga marah berapi-api.

"Saya tidak bisa membuat kata-kata indah atau puisi, jadi bagaimana?"

Apakah penggunaan majas itu penting? Tentu saja penting, hal ini seperti sebuah bumbu penyedap dalam cerita yang dibuat. Tapi perlu diingat lagi, apabila kalian masih seorang pemula, dan kurang memiliki sense sastra. Jelaskan saja dulu bagaimana situasi dalam cerita yang dibuat seperti apa, baru lah 'bumbu-bumbu' tersebut dimasukan.

Perlu diingatkan kembali lagi, 'bumbu' yang berlebihan kadang bisa berefek sebaliknya, sebab beberapa pembaca justru menjadi kurang mengerti apa maksudnya, walau ada juga pembaca yang terkagum dengan hal itu.

Hal berikutnya yang perlu dicatat, jangan memaksakan pembaca untuk mengerti, melainkan buat lah supaya pembaca mengerti. Misalnya ketika kita memberikan sebuah istilah-istilah asing yang mungkin orang umum tidak pernah mendengarnya, atau  istilah yang dibuat sendiri.
Ketika hal seperti ini terjadi, buat lah penjelasan di dalam cerita atau berikan sebuah catatan kaki agar pembaca dapat mengerti apa maksud dari istilah tersebut.
(Sialnya saya sering melakukan kesalahan ini.)

Kembali ke topik, lantas bagaimana cara membuat sebuah cerita yang menarik itu sendiri?
Karena pada tulisan ini masih berupa penjelasan singkat, mungkin akan dibahas di postingan berikutnya. Tapi yang jelas, ketika kita menulis sesuatu yang galau di saat suasana hati sedang galau, atau menulis sesuatu kekecewaan ketika sedang kecewa, tanpa sadar tulisan yang ditulis akan memiliki semua 'bumbu-bumbu' yang diperlukan.

Dalam kata lain, suasana hati akan sangat berpengaruh terhadap apa yang ditulis, itulah sebabnya jangan memaksakan diri untuk menulis ketika suasana hati sedang benar-benar malas atau tidak ingin untuk menulis.

Ingat, selama kalian masih pemula, tidak ada batas waktu dalam hal yang ditulis, meskipun jangan membuat pembaca menunggu terlalu lama atau hype mereka akan hilang terhadap cerita yang kalian buat.




Sebenarnya saya ingin memberikan beberapa contoh tentang penjelasan di atas, mungkin akan saya bahas di postingan berikutnya.

Kalau begitu kita lanjut ke pembahasan terakhir saja ya, "Enaknya nulis pakai bahasa apa ya?"
Ini tuh ya.. Kalau boleh jujur, pertanyaan simpel yang agak belibet juga.

"Inggris aja ya, biar bisa dipahami semua orang?"
Eit! Tunggu dulu, tidak semua orang paham bahasa Inggris, dan bahkan tidak semua native paham tentang istilah yang digunakan dalam bahasa Inggris.

Masalah lainnya lagi adalah, tiap negara memiliki ciri khas ceritanya masing-masing, dan itu juga berpengaruh terhadap selera mereka. Misalnya saja cerita-cerita dari Korea, dari beberapa novel atau cerita pendek yang saya baca, cerita romansa mereka terbilah "Wah!" walau sering sekali saya menemukan pola cerita yang penggambaran tokoh pria yang serba bisa dan tampan jatuh cinta kepada seorang wanita yang bukan siapa-siapa.

Masalah berikutnya, penulis sendiri harus minimal mengerti struktur bahasa asing yang digunakan. (Saya sendiri sering sekali salah soal grammar dan lupa bahwa Kala dalam tulisan narasi bahasa Inggris menggunakan bentuk lampau). Apalagi apabila kalian berniat menggunakan bahasa Asia yang tidak menggunakan huruf alfabet, hal tersebut tentu akan menjadi tantangan tersendiri.

Saya sendiri tidak begitu menyarankan bagi seorang pemula untuk menggunakan bahasa kedua, tapi apabila kalian sudah mengerti dasar-dasarnya, silahkan saja untuk mencobanya. Saya sendiri langsung menggunakan bahasa asing pada awal mencoba, dan tentu saja kesalahnya banyak sekali. Akan tetapi, kita bisa ambil positifnya. Kesalahan-kesalahan tersebut membantu kita untuk belajar bahasa asing, dan mungkin kalian tanpa sadar terbiasa dengan hal tersebut.



Mungkin segitu saja untuk saat ini, seperti yang saya bilang sebelumnya, contoh dan penjelasan mungkin akan saya tulis di postingan berikutnya. Bila ada yang ingin disampaikan seperti kritik atau saran, sampaikan saja karena hal tersebut akan sangat membantu.
Apabila ada pertanyaan atau hal yang ingin ditanyakan, silahkan tinggalkan pesan di kolom komentar atau kirimkan pertanyaan kalian lewat e-mail ke e-mail resmi Baso Tahu. 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama