Mengapa Banyak Haters Mengungkapkan Hate Comment Menggunakan Fake Account?


Media sosial saat ini sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Pengguna media sosial dapat bersosialisasi dengan bebas tanpa dibatasi oleh jarak. Salah satu hal yang membedakan media sosial dengan sosialisasi di dunia nyata adalah media sosial tidak memiliki aturan. Setiap pengguna dapat melontarkan perkataan apapun di dalamnya mulai dari kata-kata penuh sopan santun hingga kata-kata tak beretika. Karena kebebasan sosial ini, orang-orang cenderung untuk mengutarakan hal-hal negatif. Bahkan ada sekelompok orang yang sangat tidak suka terhadap orang lain sehingga mereka hanya akan mengeluarkan kata-kata negatif pada media sosial orang itu. Sekelompok orang seperti itu biasa disebut dengan Haters, dan ungkapan negatif kepada orang lain biasa disebut Hate Comment. Namun, terkadang haters tidak berani untuk melontarkan hate comment menggunakan account media sosial asli mereka. Biasanya mereka membuat account media sosial baru untuk menuliskan kata-kata tak beretika itu. Mengapa banyak orang suka melontarkan hate comment di media sosial dan dengan akun palsu/Fake Account?

Menurut saya, hal ini terkait dengan identitas dan kepribadian. Ada sebuah kalimat atau pepatah yang sering diucapkan untuk membantu memperbaiki kondisi psikis kita, kalimat itu adalah

janganlah menjadi orang lain, jadilah diri sendiri

Kenapa mereka tidak menggunakan real account mereka untuk melakukan hate comment? Karena mereka tidak berani untuk mengotori image atau citra diri mereka dengan meninggalkan hate comment. Oleh karena itu, mereka menggunakan fake account dan berpura-pura menjadi orang lain yang memiliki sifat yang buruk untuk melontarkan hate comment kepada orang lain. Maksud mereka melontarkan hate comment adalah untuk menyampaikan pendapat negatif yang mereka percayai tentang orang lain, walaupun mereka juga sebenarnya sadar (mungkin) jika mereka seharusnya tidak boleh mengatakan hal yang buruk seperti itu di media sosial. Karena itu, mereka menjadi orang lain untuk melontarkan hate comment. Sehingga real account mereka tidak memiliki citra buruk, melainkan fake account mereka yang akan terkena citra buruk. Lagipula, fake account dapat dibuat dan dihapus dengan mudah. Masyarakat internet juga tidak akan mengetahui siapa pengguna fake account itu. Sehingga pengguna fake account merasa nyaman untuk melakukan apapun karena fake account bukanlah diri mereka yang asli. Fake account hanyalah karakter atau public figure yang mereka buat sendiri untuk membantu menjadi orang lain.

Di sisi lain, penggunaan fake account ini tidak hanya terjadi pada haters saja. Fake account dapat digunakan untuk hal yang lebih positif. Salah satunya terhadap orang yang ingin melakukan sesuatu namun mereka tidak bisa, karena mereka tidak memiliki kepribadian yang dibutuhkan. Misalkan, ketika seseorang ingin mengatakan hal-hal yang dapat menyemangati idola mereka di media sosial. Namun, ia tidak memiliki keberanian untuk melakukan hal itu, maka orang itu bisa saja menggunakan "identitas orang lain" atau fake account sebagai orang yang pemberani untuk mengatakan hal itu kepada idolanya.

Meskipun di dunia ini memang kita harus menjadi diri sendiri karena selamanya kita akan hidup dengan diri sendiri. Namun tidak di dunia maya, kita bisa memiliki identitas palsu dan menjadi siapapun yang kita mau. Meskipun, semua identitas palsu yang kita kendalikan tidak luput dari peranan "diri kita" yang sesungguhnya. Setidaknya identitas palsu itu dapat digunakan penggunanya untuk menipu diri sendiri agar mendapatkan "kepribadian sementara" yang dapat membuat seseorang melakukan sesuatu.

Tetapi bukankah seharusnya seseorang tidak melontarkan hate comment kepada orang lain!? Jika mengikuti aturan kemanusiaan seharusnya memang seperti itu. Namun, ada banyak faktor yang menyebabkan mereka ingin melontarkan hate comment. Misalkan ketika:

  • Mereka memiliki banyak pikiran dalam dunia nyata yang mengganggu, sehingga mereka melepaskannya di media sosial dengan hate comment
  • Mereka benar-benar membenci orang tersebut karena perlakuan masa lalu yang pernah dialami orang itu terhadap mereka dan belum pulih sampai saat ini
  • Mereka mencoba untuk mencari sensasi supaya keberadaan mereka disadari oleh orang lain
  • Dan lain-lain

Jadi, menurut pembaca apakah kita harus menjadi diri sendiri? Atau tak masalah untuk menjadi orang lain? Menurut saya, fake account dapat digunakan untuk hal yang baik juga buruk. Ada satu pepatah yang membuat fake account dapat mempengaruhi pribadi diri sendiri baik itu ke arah positif maupun negatif, tetapi kerena sudah terlalu panjang, kita bicarakan di postingan selanjutnya saja. Dan saya juga tidak akan menilai mana yang positif dan negatif karena positif dan negatif itu relatif tergantung bagaimana kita menggunakannya dan dari sudut mana kita melihatnya.

“even a truth may kill someone and a lie may save someone”


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama