Hukum Netralitas


Segala sesuatu di alam semesta selalu berusaha untuk mendapatkan keadaan netral. Seseorang yang berada di kutub berusaha untuk menghangatkan tubuhnya, dan seseorang yang berada di gurun berusaha untuk menyejukkan tubuhnya. Tubuh mereka pada dasarnya memiliki kondisi netral, dan mereka selalu berusaha untuk menggapai kondisi itu. Jika dingin adalah kondisi di bawah netral dan panas adalah kondisi di atas netral, maka keadaan netral tubuh manusia berada di antara keduanya, tidak dingin dan juga tidak panas. Manusia akan berusaha untuk membuat tubuhnya mencapai kondisi netral itu. Tidak hanya pada tubuh manusia saja, segala sesuatu di alam semesta akan selalu berusaha untuk mendapatkan keadaan netralnya masing-masing. Tetapi apa itu netral?

***

Manusia memiliki istilah positif dan negatif. Kedua istilah itu memiliki arti yang saling berlawanan. Positif lebih terkesan pada hal yang membawa kebaikan, sedangkan hal negatif membawa keburukan. Namun, bagaimana jika keduanya digabungkan? Hal yang bukan merupakan kebaikan tetapi juga bukan keburukan. Sama seperti menjumlahkan angka -1 dengan +1 yang akan menghasilkan angka 0. Angka 0 ini yang dimaksud dengan netral, bukan positif dan juga bukan negatif. Catatan “positif” dan “negatif” awalnya digunakan untuk perhitungan, tetapi saat ini banyak juga yang menggunakannya untuk menyatakan sifat, tindakan, atau bahkan hal mistis. Hukum netralitas ini dapat dicontohkan dalam berbagai hal. Mari kita terapkan pada hal yang saya rasa cukup mudah untuk disimak, yaitu perasaan.

Setiap orang memiliki perasaan. Senang, sedih, cinta, benci, haru, kecewa, bahagia, derita, dan lainnya. Aku akan memilih untuk merasakan senang, cinta, haru, juga bahagia dan cenderung menghindari perasaan sedih, benci, kecewa, juga derita. Sebagai manusia, aku membedakan perasaan yang ingin kurasakan dengan perasaan “positif”, dan perasaan yang ingin kuhindari dengan perasaan “negatif”. Ada sebuah cerita yang di dalamnya menggunakan hukum netralitas ini. Mari kita simak ceritanya dengan seksama.

***

Ketika aku sedang memandangi sebuah taman yang luas dengan rumput dan bunga-bunga yang indah di dalamnya. Aku merasa taman ini seperti sebuah tempat yang sangat sempurna untuk berteduh santai. Saat itu aku melihat ke arah bangku taman dan ada seorang laki-laki yang sedang duduk santai di bangku itu. Ternyata dia adalah salah satu temanku yang bernama Rio. Seketika aku menggeser pandanganku sedikit lagi, ternyata ada seorang lagi temanku yang sedang berjalan santai, tetapi yang satu ini seorang perempuan, dia bernama Hara. Hara sedang berjalan searah dengan tempat Rio berada. Rio dan Hara sudah saling mengenal satu sama lain. Tiba-tiba aku menyadari sesuatu yang aneh saat Hara bergerak semakin dekat dengan Rio, pada saat itu Hara melihat wajah Rio. Hara terlihat terkejut dan ekspresi wajah Hara menunjukkan bahwa ia baru menyadari bahwa Rio ada di dekatnya. Tiba-tiba Hara menghentikan langkahnya, kemudian memutar tubuhnya dan mencari jalan lain untuk melanjutkan jalan santainya. Akhirnya Hara mengambil jalan memutar dan berjalan santai dengan membelakangi Rio. Sampai saat itu Rio masih belum menyadari bahwa Hara ada di dekatnya. Aku yang menyaksikan kejadian itu mulai bertanya-tanya pada diri sendiri. Mengapa Hara berusaha menghindari Rio? Bukankah mereka sudah saling mengenal? Apakah telah terjadi sesuatu di antara mereka berdua?

Setelah itu, aku mulai memikirkan hal yang aneh tentang mereka berdua. Aku menghubungkan kejadian itu dengan perasaan. Setelah aku pikirkan  sejenak, aku menyimpulkan terdapat dua kemungkinan yang terjadi terhadap Hara yaitu:

1. Hara membenci Rio sehingga berusaha untuk menghindar supaya tidak berurusan dengannya

2. Hara menyukai Rio sehingga berusaha untuk menghindar karena malu untuk bertemu dengannya

Kedua kemungkinan itu bisa saja terjadi, namun hanya Hara yang mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Aku ber-positive thinking terhadap apa yang terjadi kepada Hara. Sifat manusiaku menentukan bahwa “menyukai” adalah hal yang positif, sedangkan “membenci” adalah hal yang negatif. Karena pemikiran itu, akhirnya aku beranggapan bahwa Hara menyukai Rio kemudian ia menghindar karena malu. Namun aku hanya dapat beranggapan positif atau negatif saja, bagaimana kondisi netral dari keadaan tersebut?

Cerita itu menggunakan perasaan sebagai contoh penerapan hukum netralitas, tetapi kondisi netral dari cerita itu belum ditemukan. Lalu, bagaimana kondisi netral itu? Terdapat cerita lain yang memiliki kondisi netral. Cerita ini sudah dipaparkan di awal dengan singkat. Mari kita simak dengan seksama.

***

Seseorang yang berada di kutub berusaha untuk menghangatkan tubuhnya, dan seseorang yang berada di gurun berusaha untuk menyejukkan tubuhnya. Tubuh mereka pada dasarnya memiliki kondisi netral, dan mereka selalu berusaha untuk menggapai kondisi itu. Jika dingin adalah kondisi di bawah netral dan panas adalah kondisi di atas netral, maka keadaan netral tubuh manusia berada di antara keduanya, tidak dingin dan juga tidak panas. Manusia akan berusaha untuk membuat tubuhnya mencapai kondisi netral itu. Oleh karena itu “usaha” atau tindakan yang dilakukan manusia dapat membentuk kondisi netral.

Jika seseorang di kutub kedinginan yang berarti kondisi mereka sedang dalam kondisi negatif, maka orang itu akan berusaha untuk menghangatkan tubuhnya misalnya dengan membuat api unggun (entah bagaimanapun caranya membuat api unggun di tengah kutub) yang pada akhirnya dapat membuat tubuh orang itu terasa hangat (kondisi netral). Aksi yang dilakukan orang itu bersifat positif jika hukum netralitas diterapkan pada suhu, karena orang itu berusaha untuk menciptakan suhu panas. Oleh karena itu, jika keadaan negatif diberikan aksi positif maka dapat membentuk keadaan netral bagi manusia. Hal ini seperti menjumlahkan angka -1 dengan +1 yang akan menghasilkan angka 0. Di mana orang yang sedang kedinginan (-1) bertindak membuat api unggun (+1) sehingga membuat tubuhnya terasa hangat (0).

Ada sebuah cerita lagi yang menggunakan hukum netralitas. Cerita ini menggunakan nama karakter yang sama dengan cerita sebelumnya, namun memiliki alur yang berbeda.

***

Hara dan Rio sudah lama menjalin hubungan. Karena lamanya hubungan mereka, terdapat rumor yang mengatakan bahwa mereka bagaikan sepasang penguin, akan selalu setia pada pasangan mereka sampai kapan pun. Namun, suatu hari peristiwa buruk terjadi. Rio yang sedang berjalan bersama Hara di pagi hari menuju sekolah mendapatkan kabar bahwa sekolah mereka diserang oleh kawanan teroris. Mendengar kabar itu, Rio langsung memikirkan bagaimana keadaan teman-temannya yang sudah berada di sekolah. Rio berencana untuk melihat keadaan sekolah dan berusaha untuk membantu teman-temannya menyelamatkan diri dari kawanan teroris. Di sisi lain, Rio sedang bersama Hara dan tidak ingin Hara ikut dengannya karena keadaannya sangat berbahaya. Dari sudut pandang Rio, ia beranggapan bahwa:

+

memutar balik ke rumah dan menghindar dari kawanan teroris di sekolah merupakan tindakan positif karena dapat terhindar dari bahaya dan tentu dapat menyelamatkan nyawanya.

 

-

Sebaliknya menuju ke sekolah dan menyelamatkan teman-temannya merupakan tindakan negatif karena dapat membahayakan nyawanya.

 

Itulah kondisi Rio, sedangkan Hara ingin selalu berada di samping Rio. Dari sudut pandang Hara, ia beranggapan bahwa:

+

berada di samping Rio merupakan hal yang positif karena dia akan menerima apa pun yang terjadi asalkan berada di samping Rio.

 

-

Sebaliknya, berada jauh dari Rio merupakan hal yang negatif baginya karena ia takut jika terjadi sesuatu dengan Rio ketika ia tidak ada di sampingnya.

 

Dari cerita itu, tindakan manakah yang sebaiknya diambil oleh Rio dan Hara?

Jika tindakan yang diambil Rio + dan Hara –

Rio tidak pergi ke sekolah dan memilih untuk kembali tetapi Hara tidak berada di sampingnya. Menurut saya hal ini tentu tidak diinginkan. Jika Rio tidak jadi pergi ke sekolah dan memilih untuk kembali, mengapa tidak kembali bersama Hara? Jika Hara tidak bersamanya, lalu ke mana perginya Hara? Bukankah hal itu akan jadi berbahaya bagi Hara?

Jika tindakan yang diambil Rio – dan Hara +

Rio pergi ke sekolah tetapi Hara berada di sampingnya. Menurut saya hal ini tidak diinginkan oleh Rio. Rio akan selalu khawatir dengan Hara jika berada di tengah kawanan teroris dan kemungkinannya cukup besar bahwa Hara akan jadi beban terhadap Rio karena selain harus membantu teman-temannya, dia juga harus melindungi Hara.

Jika tindakan yang diambil Rio – dan Hara –

Rio pergi ke sekolah tanpa ada Hara di sampingnya. Menurut saya ini hal yang baik karena Rio hanya perlu fokus untuk membantu teman-temannya tanpa harus khawatir pada Hara. Mereka berdua sadar bahwa mereka memilih keputusan negatif itu atas dasar tertentu. Namun, meskipun keputusan yang diambil Rio dan Hara adalah keputusan negatif bagi mereka, tetapi hasil akhir dari kejadian ini merupakan hasil yang positif.

Jika tindakan yang diambil Rio + dan Hara +

Rio tidak pergi ke sekolah dan memilih untuk kembali bersama dengan Hara. Tentu ini hal yang baik karena mereka berdua akan aman dari serangan teroris.

***

Secara nalar manusia, tentu mereka berdua akan memilih untuk mendapatkan hasil akhir yang positif bagi mereka berdua. Berdasarkan tindakan dan sudut pandang Rio dan Hara, tindakan mereka dapat mempengaruhi hasil akhir yang akan didapatkan.

Rio

Hara

Hasil Akhir

+

-

-

-

+

-

-

-

+

+

+

+

 

Hal ini terlihat seperti perkalian antara negatif dengan positif. Berbeda dengan cerita sebelumnya tentang seseorang yang kedinginan di kutub yang terlihat seperti penjumlahan antara positif dan negatif, cerita ini justru terlihat seperti perkalian.

Cerita ini melibatkan dua orang yang memiliki pendapat mereka masing-masing mengenai tindakannya. Seperti Rio yang menganggap bahwa pergi ke sekolah merupakan tindakan negatif dan meninggalkan sekolah merupakan hal positif. Hara memiliki pendapatnya sendiri bahwa berada di dekat Rio merupakan tindakan positif dan berada jauh dari Rio merupakan tindakan negatif. Karena perbedaan pendapat ini, hukum netralitas terlihat seperti perkalian untuk menyatukan pendapat mereka menjadi hasil akhir yang pasti.

Selain dari sudut pandang Rio dan Hara, terdapat sudut pandang dari pihak lain lagi jika ingin diperhatikan lebih dalam. Seperti dari pihak teman-temannya Rio di sekolah, pihak teroris, dan lain-lain. Tetapi jika diperhatikan lebih dalam lagi akan menjadi cukup rumit.

Mungkin cukup apa yang ingin saya sampaikan tentang hal ini, sampai di sini pasti masih ada banyak hal yang membingungkan. Tetapi saya yakin hal apa pun dan dengan siapa pun, dapat diterapkan dengan hukum netralitas ini. Karena saya hanya menyampaikan opini yang ada dalam pikiran saya, mohon maaf jika banyak jika banyak kesinggungan dan kesalahan. Saya akan membuat contoh lainnya dengan pengalaman dan cerita lainnya yang lebih menarik.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama